Kamis, 28 Maret 2019

Cerita Dewasa Mbak Lala Dengan Dada Montok Menggoda

Kumpulan Cerita Dewasa 2019 - Dengan Kakak Ipar ku, Bekerja sebagai Auditor di perusahaan swasta memang paling melelahkan. Tenaga, pikiran, semuanya terkuras. Apalagi bila ada masalah finansial yang rumit dan mesti segera diselesaikan. Mau tidak mau, laksana rasanya mesti menerbitkan seluruh isi pikiran.

Akibat dari tekanan kegiatan yang demikian tersebut membuatku akrab dengan gemerlapnya dunia malam terutama andai weekend. Biasanya bersama teman sekantor aku berkaraoke untuk mencungkil beban. Kadang di ‘sini’, kadang di ‘sana’, dan selanjutnya, benar-benar malam guna menumpahkan “beban”.

Maklum, aku telah berkeluarga dan punya seorang anak, namun mereka kutinggalkan di dusun karena istriku punya usaha dagang di sana. Tapi lama kelamaan semua tersebut membuatku bosan. Ya…di Jakarta ini, walaupun aku merantau, ternyata aku punya tidak sedikit saudara dan sebab kesibukan (alasan klise) aku tidak sempat berkomunikasi dengan mereka.

Akhirnya kuputuskan guna menelepon Mas Adit, sepupuku. Kami pun berkelakar ria, sebab lama sekali kami tidak kontak. Mas Adit bekerja di di antara perusahaan minyak asing, dan saat tersebut dia kasih tau bila minggu depan ditugaskan perusahaannya ke tengah laut, mengantar logistik sekaligus menolong perbaikan salah satu perlengkapan rig yang rusak.

Dan dia memintaku guna menemani keluarganya bila aku tidak keberatan. Sebenernya aku males banget, sebab rumah Mas Adit lumayan jauh dari lokasi kostku Aku di bilangan Ciledug, sementara Mas Adit di Bekasi. Tapi entah kenapa aku mengiyakan saja permintaannya, sebab kupikir-pikir sekalian silaturahmi. Maklum, lama sekali tidak jumpa.

Hari Jumat minggu berikutnya aku ditelepon Mas Adit guna meyakinkan bahwa aku jadi menginap di rumahnya. Sebab kata Mas Adit istrinya, mbak Prilly, senang bila aku inginkan datang. Hitung-hitung buat rekan ngobrol dan rekan main anak-anaknya. Mereka berdua telah punya anak laki-laki dua orang. Yang sulung ruang belajar 4 SD, dan yang bungsu ruang belajar 1 SD.

Usia Mas Adit 40 tahun dan mbak Prilly 38 tahun. Aku sendiri 30 tahun. Jadi tidak lain jauh amat dengan mereka. Apalagi kata Mbak Prilly, aku telah lama sekali tidak berangjangsana ke rumahnya. Terutama sejak aku bekerja di Jakarta ini. Ya, tiga tahun lebih aku tidak berjumpa mereka. Paling-paling hanya lewat telepon

Setelah santap siang, aku telepon mbak Prilly, janjian pulang bersama Kami janjian di stasiun, sebab mbak Prilly biasa kembali naik kereta. “kalau naik bis macet banget. Lagian sampe rumahnya terlampau malem”, begitu dalil mbak Prilly. Dan jam 17.00 aku bertemu mbak Prilly di stasiun. Tak lama, kereta yang dirindukan pun datang. Cukup penuh, namun aku dan mbak masih dapat berdiri dengan nyaman. Kamipun asyik bercerita, seolah membiarkan kiri kanan.

Tapi urusan tersebut ternyata tidak dilangsungkan lama Lepas stasiun J, kereta benar-benar penuh. Mau tidak inginkan posisiku bergeser dan berhadapan dengan Mbak Prilly. Inilah yang kutakutkan…! Beberapa kali, sebab goyangan kereta, dada montok mbak Prilly menyentuh dadaku. Ahh…darahku rasanya berdesir, dan mukaku berubah agak pias.

Rupanya mbak Prilly menyaksikan perubahanku dan ?ini konyolnya- dia mengolah posisi dengan membelakangiku. Alamaakk.. siksaanku bertambah..! Karena sempitnya ruangan, si “itong”-ku menyentuh pantatnya yang bulat manggairahkan. Aku hanya dapat berdoa semoga “itong” tidak bangun.

Kamipun tetap membual dan bercerita guna membunuh waktu. Tapi, namanya laki-laki normal apalgi diperbanyak gesekan-gesekan yang ritmis, inginkan tidak inginkan bangun pun “itong”-ku. Makin lama kian keras, dan aku yakin mbak Prilly dapat merasakannya di balik rok mininya itu. Cerita Dewasa

Pikiran ngeresku juga muncul, sekiranya aku dapat meremas dada dan pinggulnya yang montok itu.. oh… alangkah nikmatnya. Akhirnya sampai pun kami di Bekasi, dan aku bersyukur sebab siksaanku berakhir. Kami lantas naik angkot, dan sepanjang jalan Mbak Prilly diam saja. Sampai dirumah, kami beristirahat, mandi (sendiri-sendiri, loh..) dan lantas makan malam bareng keponakanku. Selesai santap malam, kami bersantai, dan tak lama kedua keponakanku juga pamit tidur. Cerita Panas

“Ndrew, mbak inginkan bicara sebentar”, katanya, tegas sekali.
“Iya mbak.. kenapa”, sahutku bertanya. Aku berdebar, sebab yakin bahwa mbak bakal memarahiku dampak ketidaksengajaanku di kereta tadi.
“Terus cerah aja ya. Mbak tau kok perubahan anda di kereta. Kamu ngaceng kan?” katanya, dengan nada terbendung seperti menyangga rasa jengkel.
“Mbak tidak suka bila ada laki-laki yang begitu ke perempuan. Itu namanya pelecehan. Tau kamu?!”

“MMm.. maaf, mbak..”, ujarku terbata-bata.
“Saya tidak sengaja. Soalnya situasi kereta kan sarat banget. Lagian, nempelnya terlampau lama.. ya.. aku tidak tahan”
“Terserah apa kata kamu, yang jelas tidak boleh sampai terulang lagi. Banyak teknik untuk memindahkan pikiran ngeres anda itu. Paham?!” bentak Mbak Lisa.
“Iya, Mbak. Saya paham. Saya janji tidak ngulangin lagi”
“Ya sudah. Sana, bila kamu inginkan main PS. Mbak inginkan tidur-tiduran dulu. bila pengen nonton filem masuk aja kamar Mbak.” Sahutnya. Rupanya, tensinya telah mulai menurun. Cerita Sex ABG

Akhirnya aku main PS di ruang tengah. Karena bosan, aku ketok pintu kamarnya. Pengen nonton film. Rupanya Mbak Prilly sedang baca novel seraya tiduran. Dia menggunakan daster panjang. Aku sempat menculik pandang ke semua tubuhnya. Kuakui, walapun punya anak dua, tubuh Mbak Prilly sungguh-sungguh terpelihara. Maklumlah, modalnya ada. Akupun segera menyetel VCD dan berbaring di karpet, sedangkan Mbak Prilly asyik dengan novelnya.

Entah sebab lelah atau sejuknya ruangan, atau sebab apa akupun tertidur. Kurang lebih 2 jam, dan aku terbangun. Film sudah selesai, Mbak Prilly pun sudah tidur. Terdengar dengkuran halusnya. Wah, tentu dia capek banget, pikirku.

Saat aku beranjak dari tiduranku, berkeinginan pindah kamar, aku terkesiap. Posisi istirahat Mbak Prilly yang agak telungkup ke kiri dengan kaki kana terangkat keatas benar-benar menciptakan jantungku berdebar. Bagaimana tidak? Di depanku terpampang paha mulus, sebab dasternya sedikti tersingkap. Mbak Prilly berkulti putih kemerahan, dan warna tersebut makin membuatku tak karuan. Hatiku tambah berdebar, nafasku mulai memburu.. birahiku juga timbul..

Perlahan, kubelai paha itu.. lembut.. kusingkap daster tersebut samapi pangkal pahanya.. dan.. AHH… “itong”-ku mengeras seketika. Mbak Prilly ternyata menggunakan CD mini warna merah.. OHH GOD.. apa yang mesti kulakukan… Aku melulu menelan ludah menyaksikan pantatnya yang terlihat menggunung, dan CD tersebut nyaris laksana G-String.

Aku bener-bener terangsang menyaksikan pemandangan estetis itu, namun aku sendiri merasa tidak enak hati, sebab Mbak Prilly istri sepupuku sendiri, yang mana sebenarnya harus aku temani dan aku lindungi dikala suaminya sedang tidak dirumah.

Namun godaan syahwat memang mengungguli segalanya. Tak tahan, kusingkap pelan-pelan celana dalamnya, dan tampaklah gundukan memeknya berwarna kemerahan. Aku bingung.. mesti kuapakan.. sebab aku masih terdapat rasa was-was, takut, kasihan… namun sekali lagi godaan birahi memang dahsyat.



Akhirnya pelan-pelan kujilati memek tersebut dengan rasa was-was fobia Mbak Prilly bangun. Sllrrpp.. mmffhh… sllrrpp… ternyata memeknya lezat juga, diperbanyak pubic hair Mbak Prilly yang sedikit, sampai-sampai hidungku tidak geli bahkan leluasa menikmati wewangian memeknya.

Entah setan apa yang menguasai diriku, tahu-tahu aku sudah menanggalkan seluruh celanaku. Setelah “itong”-ku kubasahi dengan ludahku, segera kubenamkan ke memek Mbak Prilly. Agak sulit juga, sebab posisinya itu. Dan aku hasrus tambahan hati-hati agar dia tidak terbangun. Akhirnya “itongku”-ku sukses masuk.

HH… hangat rasanya.. sempit.. namun licin… laksana piston di dalam silinder. Entah licin sebab Mbak Prilly mulai horny, atau sebab ludah bekas jilatanku.. entahlah. Yang pasti, kugenjot dia.. naik turun pelan lembut.. namun ternyata nggak hingga lima menit.

Aku begitu terpesona dengan keindahan pinggul dan pantatnya, kehalusan kulitnya, sampai-sampai pertahananku jebol. Crroott… ccrroott.. sseerr.. ssrreett.. kumuntahkan maniku di dalam memek Mbak Prilly. Aku menikmati pantatnya tidak banyak tersentak. Setelah berakhir maniku, pelan-pelan dengan dag-dig-dug kucabut penisku.

“Mmmhh… kok ditarik keluar tititnya..” suara Mbak Prilly parau sebab masih ngantuk.
“Gantian dong..aku pun pengen..” CeritaSeksGisel

cerita seks

Aku kaget bukan main. Jantungku tambah keras berdegup.

“Wah.. celaka..”, pikirku.

“Ketahuan, nich…” Benar saja! Mbak Prilly mambalikkan badannya. Seketika dia begitu terkejut dan secara refleks menampar pipiku. Rupanya dia baru sadar bahwa yang berakhir menyetubuhinya bukan Mas Adit, tetapi aku, sepupunya.

“Kurang ajar kamu, Ndrew”, makinya.
“KELUAR KAMU…!”

Aku segera terbit dan masuk kamar istirahat tamu. Di dalam kamar aku bener-bener gelisah.. takut.. malu.. lagipula kalau Mbak Prilly hingga lapor polisi dengan dakwaan pemerkosaan. Wah.. terbayang jelas di benakku acara Buser… malunya aku.

Aku mengupayakan menenangkan diri dengan menyimak majalah, buku, apa saja yang dapat membuatku mengantuk. Dan entah berapa lama aku membaca, aku juga akhirnya terlelap. Seolah mimpi, aku merasa “itong”-ku laksana lagi keenakan. Serasa terdapat yang membelai. Nafas hangat dan lembut menerpa selangkanganku. Perlahan kubuka mata.. dan.. Cerita Sex Tante

“Mbak Prilly..jangan”, pintaku seraya aku unik tubuhku.
“Ndrew..” sahut Mbak Prilly, separuh terkejut.
“Maaf ya, bila tadi aku marah-marah. Aku bener-bener kaget liat anda tidak pake celana, ngaceng lagi.”
“Terus, Mbak maunya apa?” taku bertanya kepadaku. Aneh sekali, tadi dia marah-marah, kini kok.. jadi begini..

“Terus terang, Ndrew.. berakhir marah-marah tadi, Mbak bersihin memek dari sperma anda dan diguyur air dingin agar Mbak tidak ikutan horny. Tapi… Mbak kebayang-bayang titit kamu. Soalnya Mbak belum pernah ngeliat kayak punya kamu. Imut, namun di meki Mbak kerasa tuh.” Sahutnya seraya tersenyum.

Dan tanpa menantikan jawabanku, dikulumnya penisku seketika sampai-sampai aku tersentak dibuatnya. Mbak Prilly begitu rakus melumat penisku yang ukurannya biasa-biasa saja. Bahkan aku menikmati penisku mentok hingga ke kerongkongannya.

Secara refleks, Mbak naik ke bed, menyingkapkan dasternya di mukaku. Posisii kami ketika ini 69. Dan, Ya Tuhan, Mbak Prilly telah melepas CD nya. Aku menyaksikan memeknya kian membengkak merah. Labia mayoranya agak menggelambir, seolah menantangku guna dijilat dan dihisap. Tak kusia-siakan, segera kuserbu dengan bibirku..

“SSshh.. ahh.. Ndrew.. iya.. gitu.. he-eh.. Mmmffhh.. sshh.. aahh” Mbak Prilly merintih menyangga nikmat. Akupun merasakan memeknya yang ternyata bener-bener becek. Aku suka sekali dengan cairannya. CERITA SEKS

“Itilnya.. dong… Ndrew.. mm.. IYAA… AAHH… KENA AKU… AMPUUNN NDREEWW..”

Mbak Prilly kian keras mengerang dan melenguh. Goyangan pinggulnya makin binal dan tak beraturan. Memeknya kian memerah dan kian becek. Sesekali jariku kumasukkan ke dalamnya seraya terus menghisap clitorisnya. Tapi rupanya kelihaian lidah dan jariku masih kalah dengan kelihaian lidah Mbak Prilly. Buktinya aku merasa terdapat yang mendesak penisku, seolah inginkan menyembur.

“Mbak… mau terbit nih…” kataku.

Tapi Mbak Prilly membiarkan ucapanku dan makin buas mengulum batang penisku. Aku kian tidak tahan dan.. crrootts… srssrreett… ssrett… spermaku muncrat di muutu Mbak Prilly. Dengan rakusnya Mbak Prilly mengusapkan spermaku ke wajahnya dan menelan sisanya.

“Ndrewww.. anda ngaceng terus ya.. Mbak belum kebagian nih…” pintanya.

Aku hanya dapat mmeringis menyangga geli, sebab Mbak Prilly melanjutkan mengisap penisku. Anehnya, penisku laksana menuruti keinginan Mbak Prilly. Jika tadi langsung lemas, ternyata kali ini penisku dengan mudahnya bangun lagi. Mungkin sebab pengaruh lendir memek Mbak Prilly karena pada ketika yang sama aku sibuk merasakan itil dan cairan memeknya, aku jadi gampang terangsang lagi.

Baca Juga : Cerita Seks Goyangan Anak Teman Mama Ku Yang Begitu Binal

Tiba-tiba Mbak Prilly bangun dan mencungkil dasternya.

“Copot bajumu semua, Ndrew” perintahnya.

Aku menuruti perintahnya dan terperangah menyaksikan pemandangan estetis di depanku. Buah dada tersebut membusung tegak. Kuperkirakan ukurannya 36B. Puting dan ariolanya bersih, merah kecoklatan, sewarna kulitnya. Puting tersebut benar-benar tegak ke atas seolah menantang kelelakianku guna mengulumnya. Segera Mbak Prilly berlutut di atasku, dan tangannya menuntun penisku ke lubang memeknya yang panas dan basah. Bless… sshh…

“Aduhh… Ndrew… tititmu keras banget yah…” rintihnya.
“kok dapat kayak kayu sih…?” Cerita Sex Tante

Mbak Prilly dengan buasnya menaikturunkan pantatnya, sesekali diselingi gerkan maju mundur. Bunyi gemerecek dampak memeknya yang basah kian keras. Tak kusia-siakan, kulahap berakhir kedua putingnya yang menantang, rakus.

Mbak Prilly kian keras goyangnya, dan aku menikmati tubuh dan memeknya kian panas, nafasnya kian memburu. Makin lama gerakan pinggul Mbak Prilly kian cepat, cairan memeknya membanjir, nafasnya mengejar dan sesaat kurasakan tubuhnya mengejang.. bergetar hebat.. nafasnynya tertahan.

“MMFF… SSHSHH.. AAIIHH… OUUGGHH… NDREEWW… MBAK KELUAARR… AAHHSSHH…”

Mbak Prilly menjerit dan merintih seiring dengan puncak kesenangan yang sudah diraihnya. Memeknya terasa paling panas dan gerakan pinggulnya demikian binal sehingga aku menikmati penisku laksana dipelintir. Dan kesudahannya Mbak Prilly roboh di atas dadaku dengan ekspresi wajah sarat kepuasan.

Aku tersenyum sarat kemenangan karena aku masih dapat bertahan… Tak disangka, sesudah istirahat sejenak, Mbak Prilly berdiri dan duduk di pinggir spring bed. Kedua kakinya mengangkang, punggungnya agak ditarik ke belakang dan kedua tangannya menahan tubuhnya. Cerita Pemerkosaan

“Ndrew, mari cepet masukin lagi. Itil Mbak kok rasanya kenceng lagi..” pintanya separuh memaksa.

Apa boleh buat, kuturuti kemauannya itu. Perlahan penisku kugosok-gosokkan ke bibir memek dan itilnya. Memek Mbak Prilly mulai memerah lagi, itilnya langsung menegang, dan lendirnya terlihat mambasahi dinding memeknya.

“SShh.. mm.. Ndrew.. anda jail banget siicchh… oohh…” rintihnya.
“Masukin aja, yang… tidak boleh siksa aku, pleeaassee…” rengeknya.

Mendengar dia mengerang dan merengek, aku kian bernafsu. Perlahan kumasukkan penisku yang memang masih tegak ke memeknya yang ternyata paling becek dan terasa panas dampak masih memendam gelora birahi. Kugoyang maju mundur perlahan, sesekali dengan gerakan mencangkul dan memutar.

Mbak Prilly mulai gelisah, nafasnya kian memburu, tubuhnya kian gemetaran. Tak tak sempat jari tengahku memainkan dan menggosok clitorisnya yang ternyata benar-benar sekeras dan sebesar kacang. Iseng-iseng kucabut penisku dari liang surganya, dan tampaklah lubang tersebut menganga kemerahan.. basah sekali..

Gerakan jariku di itilnya kian kupercepat, Mbak Prilly kian tidak karuan gerakannya. Kakinya mulai kejang dan gemetaran, begitu pula sekujur tubuhnya mulai bergetar dan mengejang bergantian. Lubang memek tersebut makin becek, tampak lendirnya meleleh dengan derasnya, dan segera saja kusambar dengan lidahku.. direguk berakhir semua lendir yang meleleh. Tentu saja tindakanku ini mengagetkan Mbak Prilly, terasa dari pinggulnya yang tersentak keras seiring dengan jilatanku di memeknya.

Kupandangi memek tersebut lagi, dan aku menyaksikan ada laksana daging kemerahan yang mencuat keluar, bergerinjal berwarna merah seolah-olah berkeinginan keluar dari memeknya. Dan nafas Mbak Prilly tiba-tiba terbendung diiringi pekikan kecil.. dan ssrr… ceerr.. aku menikmati ada cairan hangat muncrat dari memeknya. Cerita Seks

BACA JUGA  : Cerita Seks Bercinta Dengan Janda Muda Yang Masi Sangat Sexy

“Mbak.. udah keluar?”, tanyaku.
“Beluumm.., Ndreew.. mari sayang.. masukin  kamu… aku nyaris sampaaii..” erangnya.

Rupanya Mbak Prilly hingga terkencing-kencing menyangga nikmat. Akibat pemandangan tersebut aku merasa terdapat yang mendesak hendak keluar dari penisku, dan segera saja kugocek Mbak Prilly sekuat tenaga dan secepat aku mampu, hingga akhirnya..

“NDREEWW… AKU KELUAARR… OOHH… SAYANG… MMHH… AAGGHH… UUFF…”, Mbak Prilly menjerit dan merintih tidak karuan seraya mengejang-ngejang.

Bola matanya terlihat memutih, dan aku merasa jepitan di penisku begitu kuat. Akhirnya bobol pun pertahananku..

“Mbak.. aku inginkan muncrat nich..” kataku.
“Keluarin sayang… mari sayang, keluarin di dalem… aku pengen kehangatan spermamu sekali lagi…” pintanya seraya menggoyangkan pinggulnya, menepuk pantatku dan meremas pinggulnya.

Seketika tersebut juga.. Jrruuoott… jrroott… srroott..

“Mbaakk.. MBAAKK… OOGGHH… AKU MUNCRAT MBAAKK…” aku berteriak.

“Hmm.. mari sayang… keluarkan semua… habiskan semua… nikmati, sayang… ayo… oohh… hangat… hangat sekali spermamu di rahimku.. mmhh…” desah Mbak Prilly manja menggairahkan.

Akupun terkulai diatas tubuh moleknya dengan nafas satu dua. Benar-benar malam jahanam yang melelahkan sekaligus malam surgawi.

cerita seks

“Ndrew, makasih ya… kamu dapat melepaskan hasrat ngesex ku..” Mbak Prilly tersenyum puas sekali..
“He-eh.. Mbak.. aku juga..” balasku.

“Aku pun makasih boleh merasakan tubuh Mbak. Terus terang, semenjak ngeliat Mbak, aku pengen ngeseks dengan Mbak. Tapi aku sadar tersebut tak barangkali terjadi. Gimana dengan family kita bila sampai tahu.”

“Waahh.. tidak cukup ajar pun kau ya…” kata Mbak Prilly seraya memencet hidungku.
“Aku tidak nyangka bila adik sepupuku ini pikirannya ngesex melulu. Tapi, sekarang khayalan kamu jadi fakta kan?”

“Iya, Mbak. Makasih banget.. aku boleh ngesex dan merasakan semua unsur tubuh Mbak.” Jawabku.

“Kamu empiris ngesex kesatuku, Ndrew. Maksud Mbak, ini kesatu kali Mbak ngesex dengan laki-laki di samping Mas Adit. tidak terdapat yang mengherankan kok. Titit Mas Adit jauh lebih banyak dari punya kamu. Mas Adit pun perkasa, soalnya Mbak berkali-kali keluar bila lagi join sama masmu itu” sahutnya.

“Terus, kok keliatan puas banget? Cari variasi ya?” aku bertanya.
“Ini kesatu kalinya aku ngesex hingga terkencing-kencing menyangga nikmatnya gesekan jari dan tititmu itu. Suer, baru kali ini Mbak ngeseks hingga pipisin anda segala. Kamu nggak jijik?”

“Ooohh.. tersebut toh..? Kenapa mesti jijik? Justru aku kian horny hendak merasakan memek kakak lag ..” aku tersenyum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar