Sabtu, 27 April 2019

Cerita Dewasa Tante Binal Menyewa Gigolo Untuk Ngentot

Kumpulan Cerita Dewasa 2019 - Ini ialah pengalaman Terlucu dan Menegangkan kesatu ku mungkin bila di buat judul cerita dapat ya di buat cerita Pengalaman Daftar Tante Menyewa Gigolo.

Setelah sekian lama aku menantikan kabar dari Fahri lantas aku menemukan nomor telepon seorang Gigolo tak lama langsung aku mohon untuk datang di lokasi kami dikirimkanlah 3 orang lelaki yang memang sudah empiris di bidangnya, sesudah janjian kami chek in hotel Sahid selang sejumlah waktu datanglah cowok 3 yang macho abis.

Kira kira umurnya 25-27 tahun ketiganya tampak ateletis dan menggoda sungguh tampan tampan wajahnya gigolo tersebut, aku pilih diantara ketiga cowok itu dan terpilih 2 sebab satunya tingginya tidak cukup maksimal, jujur saja kesatu aku agak tidak banyak nerves sebab baru kesatu ini aku hendak bercinta dengan cowo gigolo.


Setelah beranggapan sejenak kesudahannya aku mengajak mereka bertiga guna telanjang di hadapan kami, sesaat mereka ragu, tapi kesudahannya mau pun setelah kupancing dengan membuka baju atasku sampai terlihat bra merahku.

Dari pandangan matanya aku tahu bahwa mereka tertarik denganku, bahkan tanpa ditunaikan pun aku yakin mereka inginkan melakukannya. Kupikir melulu orang tak waras saja yang tidak tertarik dengan postur tubuhku yang putih laksana Cina, tinggi semampai, sexy, dan wajah cantik, sangat tidak itulah yang sering disebutkan laki-laki.

“Oke, yang tidak terpilih, kalian boleh memegang buah dadaku ini sebelum pergi asal inginkan telanjang di depanku sekarang.” kataku menggoda, dengan begitu aku dapat menyaksikan kejantanan mereka ketika tegang, itulah yang menjadi pertimbanganku.

Serempak mereka melepas pakaiannya secara bersamaan, telanjang di depanku. Hasilnya lumayan mengejutkanku, ternyata disamping mempunyai tubuh yang atletis, ternyata mereka memiliki alat kejantanan yang mengagumkan, aku diciptakan takjub karenanya.

Rata-rata panjang kejantanan mereka nyaris sama, namun besar diameter dan format kejantanan tersebut yang berbeda, bila tidak ‘malu’ dengan Fahri barangkali kupilih dua-duanya langsung. Pandanganku tertuju pada yang di ujung, perangkat kejantanannya yang besar, aku menginginkan mungkin mulutku tidak akan lumayan untuk mengulumnya, sampai akhirnya kuputuskan guna memilih dia.

Namanya Hasim, mahasiswa semester akhir di perguruan tinggi swasta di Jakarta.

“Kamu bermukim di sini, lainnya barangkali lain kali.” kataku menyelesaikan masa pemilihan. Setelah opsi diambil, maka dua lainnya segera berpakaian dan mendekat aku yang masih tidak berbaju. Cerita Sex Tante

Mula-mula si pendek mendekatiku dan memelukku, tingginya melulu setelingaku. Diciumnya leherku dan tangannya meremas lembut buah dadaku, kemudian wajahnya ditenggelamkan ke dadaku, diusap-usap sejenak seraya tetap meremas-remas merasakan kenyalnya buah dadaku, kemudian dia pergi.

Berikutnya langsung meremas-remas buah dadaku, jari tangannya menyelinap di balik bra, mempermainkan sejenak sambil menghirup pipiku.

“Mbak memiliki buah dada dan puting yang bagus.” bisiknya, lantas dia pergi, sampai tinggal kami bertiga di kamar, aku, Hasim dan Fahri yang dari tadi melulu memperhatikan, tidak terdapat komentar dari dia bila setuju atas pilihanku

“Rio, temenin aku mandi ya, biar segar..!” kataku, sebetulnya agak ragu pun bagaimana guna memulainya.

“Ayo Tante, entar Hasim mandiin.” jawabnya.

“Emang aku udah Tante-Tante..?” jawabku ketus,

“Panggil aku Lily.” lanjutku sambil mengarah ke kamar mandi, meninggalkan Fahri sendirian. Sesampai di kamar mandi, Hasim langsung menghirup tengkukku, membuatku merinding. Cerita Sex Tante

Dipeluknya aku dari belakang seraya ciumannya berlanjut ke belakang telingaku sampai leher. Kedua tangannya mulai meraba-raba buah dadaku yang masih terbungkus bra merahku.

“Rio, anda nakal..!” desahku seraya tanganku meraba ke belakang menggali pegangan salah satu kedua kaki Hasim yang masih telanjang.

“Abis Mbak menggoda terus sih,” bisiknya disela-sela ciumannya di telinga. Tangannya diturunkan ke celana jeans-ku, tanpa menghentikan ciumannya, dia membuka celana jeans-ku, sampai sekarang aku tingal bikini merahku.

Ciumannya telah sampai di pundak, dengan gigitan lembut diturunkan tali bra-ku sampai turun ke lengan, demikian pula yang satunya, kelihatannya dia telah terlatih guna menelanjangi perempuan dengan erotis dan perlahan, semakin perlahan semakin menggoda.

Perlahan tapi tentu aku dibuatnya kian terbakar birahi. Hasim mendudukkan tubuhku di meja toilet kamar mandi, dia berlutut di depanku, dihirup dan dijilatinya betis sampai paha. Cerita Sex ABG

Perlahan dia unik turun celana dalam merah sampai terlepas dari tempatnya, jilatan Hasim sungguh beda dari yang pernah kualami, begitu sensual, entah pakai cara apa sampai aku diciptakan kelojotan.

Kepalanya telah membenam salah satu kedua pahaku, namun aku belum menikmati sentuhan pada wilayah kewanitaanku, melulu kurasakan jilatan di dekat selangkangan dan wilayah anus, aku diciptakan semakin kelojotan.

Sepintas kulihat Fahri berdiri di pintu kamar mandi menyaksikan bagaimana Hasim menservisku, namun tidak kuperhatikan lebih lanjut sebab jilatan Hasim semakin buas di wilayah kewanitaanku, sampai kurasakan jilatan di bibir memek ku

Lidahnya terasa menari-nari di pintu kesenangan itu, kupegang kepalanya dan kubenamkan lebih dalam ke memek ku, entah dia bisa bernapas atau tidak aku tidak perduli, aku hendak mendapat kesenangan yang lebih.

Jilatan lidah Hasim sudah menjangkau vaginaku, permainan lidahnya memang tiada duanya, ketika ini the best dikomparasikan lainnya, bahkan dikomparasikan dengan suamiku yang tidak jarang kali kubanggakan permainan sex-nya.

Hasim berdiri di hadapanku, kejantanannya yang besar dan tegang melulu berjarak sejumlah centimeter dari vaginaku. Sebenarnya aku telah siap, namun lagi-lagi dia tidak mau mengerjakan secara langsung, pulang dia menghirup mulutku dan guna kesekian kalinya kurasakan permainan lidahnya di mulutku terasa meledakkan birahiku, sedangkan jari tangannya telah bermain di liang kenikmatanku menggantikan tugas lidahnya.

Aku tidak mau mencungkil ciumannya, benar-benar kunikmati ketika itu, laksana anak SMU yang baru kesatu kali berciuman, namun kali ini jauh lebih menggairahkan. Ciuman Hasim beralih ke leherku, terus turun menyusuri dada sampai belahan dadaku.

Dengan sekali sentil di kaitan belakang, terlepaslah bra merah dari tubuhku, membuatku telanjang di depannya. Aku siap menerima permainan lidah Hasim di buah dadaku, khususnya kunantikan permainan di putingku yang telah mengencang.

Dan aku tidak perlu menantikan terlalu lama guna itu, pulang kurasakan permainan lidah Hasim di putingku, dan pulang pula kurasakan sensasi-sensasi baru dari permainan lidah. Aku benar-benar diciptakan terbakar, napasku telah tidak karuan, kombinasi antara permainan lidah di puting dan permainan jari di vaginaku terlampau berlebihan bagiku, aku tidak dapat menyangga lebih lama lagi, hendak meledak rasanya.

“Rio, pleassee, kini ya..!” pintaku seraya mendorong tubuh atletisnya.

“Pake kondom Mbak..?” tanyanya seraya mengusap-usapkan kepala kejantanannya di bibir vaginaku yang telah basah, sah, sah, sah.

Aku tidak tahu mesti membalas apa, seringkali aku tidak pernah gunakan kondom, tapi sebab kali ini aku bercinta dengan seorang gigolo, aku mesti berhati-hati, meskipun dengan lainnya belum pasti lebih baik. Cerita Panas

Kalau sekiranya dia langsung memasukkan kejantannya ke vaginaku, aku tidak bakal keberatan, namun dengan pertanyaan ini aku jadi bingung.

Kulihat ke arah Fahri yang dari tadi memperhatikan, namun tidak kudapat jawaban dari dia. Tidak ada masa-masa lagi, pikirku. Maka tanpa menjawab, kutarik tubuhnya dan dia memahami isyaratku. Perlahan didorongnya kejantanannya yang sebesar pisang Ambon tersebut masuk ke liang kenikmatanku, vaginaku terasa melar.

Makin dalam batang kejantanannya masuk kurasakan seolah kian membesar, vaginaku terasa penuh saat Hasim melesakkan seluruhnya ke dalam.


“Aagh.. yess.. ennak Sayang..!” bisikku sambil memandang ke wajah Hasim yang ganteng dan macho, expresinya dingin, namun aku tahu dia begitu menikmatinya.

“Pelan ya Sayang..!” pintaku seraya mencengkeramkan otot vaginaku pada kejantanannya. Kulihat wajaah Hasim menegang, tangan kanannya meremas buah dadaku sedang tangan kirinya meremas pantatku sambil menyangga gerakan tubuhku.

Kurasakan kejantanan Hasim pelan-pelan ditarik keluar, dan dimasukkan lagi ketika setengah batangnya keluar, begitu seterusnya, kian lama kian cepat.

“Oohh.. yaa.., truss..! Yes.., I love it..!” desahku, menerima kocokan kejantanan Hasim di vaginaku.



Hasim dengan irama yang tertata memompa vaginaku, seraya mempermainkan lidahnya di leher dan bibirku. Aku tak dapat lagi mengontrol gerakanku, desahanku semakin berisik terdengar. Hasim mengusung kaki kananku dan ditumpangkan di pundaknya, kurasakan penetrasinya semakin dalam di vaginaku, menyentuh relung vagina yang sangat dalam.

Kocokan Hasim semakin cepat dan keras, diselingi goyangan pantat meningkatkan sensasi yang kurasakan.

“Sshhit.., fuck me like a dog..!” desahanku telah ngaco, keringat sudah mengairi tubuhku, begitu pun dengan Hasim, meningkatkan pesona sexy pada tubuhnya.

Aku nyaris mencapai puncak kesenangan ketika Hasim menghentikan kocokannya, dan memintaku guna berdiri, pasti saja aku tidak banyak kecewa, namun aku percaya bila dia akan menyerahkan yang terbaik.

“Mau dilanjutin di sini atau pindah ke ranjang..?” tanyanya terus menjilati putingku.

Tanpa membalas aku langsung membelakanginya dan kubungkukkan badanku, rupanya dia telah tahu mauku, langsung menunjukkan kejantanannya ke vaginaku. Kuangkat kaki kananku dan dia menyangga dengan tangannya, sampai-sampai kejantanannya bisa masuk dengan mudah. Cerita Sex ABG

Dengan tidak banyak bimbingan, melesaklah batang kejantanan tersebut ke vaginaku, dan Hasim langsung menyodok dengan keras, terasa hingga menyentuh dinding dalam batas terakhir vaginaku, terdongak aku dibuatnya sebab kaget.

“Aauugghh.., yes.., teruss.., yaa..!” teriakku larut dalam kenikmatan. Sodokan demi sodokan kunikmati, Hasim menurunkan kakiku, dan kurentangkan lebar seraya tanganku tertumpu pada meja toilet, tangan Hasim memegang pinggulku dan menariknya ketika dia menyodok ke arahku, begitu seterusnya.

Rasanya telah tidak tahan lagi, saat tangan Hasim meremas buah dadaku dan mempermainkan putingku dengan jari tangannya, sensasinya terlampau berlebihan, lagipula keberadaan Fahri yang dengan setia menonton pertunjukan kami seraya memegang kejantanannya sendiri.

“ a.. ak.. aku.. sud.. sudah.. nggak ta.. ta.. han..!” desahku, ternyata Hasim langsung menghentikan gerakannya.

“Jangan dulu Sayang, anda belum menikmati yang lebih hebat.” katanya, namun terlambat, aku sudah menjangkau puncak kesenangan terlebih dahulu.

“Aaughh.., yess.., yess..!” teriakku mengiringi orgasme yang kualami, denyutan di vaginaku terasa terganjal begitu besar.

Hasim melulu mendesah sesaat seraya tangannya tetap meremas buah dadaku yang ikut menegang

“Ayo Hasim, keluarin sekarang, tidak boleh goda aku lagi..!” pintaku memelas sebab lemas.

Hasim memungut handuk dan ditaruhnya di lantai, kemudian dia memintaku berlutut, rupanya Hasim mengharapkan doggie style, kuturuti permintaannya. Sekarang posisiku merangkak di lantai dengan lututku beralaskan tumpukan handuk, menghadap ke pintu ke arah Fahri.

Hasim mendatangiku dari belakang, menata posisinya untuk mempermudah penetrasi ke vaginaku. Setelah menyapukan kejantanannya yang masih menegang, dengan sekali dorong masuklah seluruh kejantanan tersebut ke vaginaku.

Meskipun telah berulang kali terkocok oleh kejantanannya, tidak urung terkaget pun aku dibuatnya. Hasim langsung memacu kocokannya dengan cepat laksana piston mobil dengan silindernya pada putaran di atas 3000 rpm, kesenangan langsung menyelimuti tubuhku.

Hasim unik rambutku ke belakang sampai-sampai aku terdongak tepat menuju Fahri. Berpegangan pada rambutku Hasim mempermainkan kocokannya, sesekali pantatnya digoyang ke kiri dan ke kanan, atau turun naik, sampai-sampai memek ku laksana diaduk-aduk kejantanannya.

Dia sungguh pandai mengasyikkan hati wanita sebab permainannya yang sarat variasi dan diluar dugaan. Tiba-tiba kudengar teriakan dari Fahri, tepat saat aku mendongak ke arah dia, menyemprotlah sperma dia dari lokasinya dan tepat tentang wajah dan rambutku.

Ternyata sambil merasakan permainan kami, dia mengocok sendiri kejantanannya alias self service. Hasim mengusung badannya tanpa melepas kejantanannya dariku, sekarang posisi dia menungging, sampai-sampai kejantanannya kian menancap di vaginaku tanpa menurunkan tempo permainannya.

Aku telah tidak tahan diperlakukan demikian, dan guna kedua kalinya aku merasakan orgasme hebat dalam masa-masa yang relatif singkat, sedangkan Hasim masih tetap tegar menantang.

“Masih kuat guna melanjutkan Mbak..?” tantang dia.

Kalau sekiranya dia tidak bertanya seperti tersebut aku pasti mohon waktu tidur dulu, namun dengan pertanyaan itu, aku merasa tertantang guna adu kuat, dan tantangan tersebut tidak bisa kutolak begitu saja. Cerita Panas

Sebagai jawaban, kukeluarkan kejantanannya dari tubuhku, kuminta dia rebah di lantai kamar mandi beralas handuk, aku juga hendak ngerjain dia, pikirku. Tanpa menantikan waktu lebih lama lagi, begitu dia telentang, kukangkangkan kakiku di wajahnya sampai dia dapat menikmati cairan orgasme yang meleleh dari vaginaku.



Rasain, pikirku. Tapi aku salah, ternyata dia justeru dengan senang hati menghisap vaginaku sampai terasa kering dan pulang mempermainkan lidah mautnya di vaginaku. Agak kesulitan pun aku ber-hula hop sebab terasa kejantanannya yang besar mengganjal di dalam dan mengganggu gerakanku.

Semakin kupaksakan semakin nikmat rasanya dan semakin cepat gerakan bergoyangku kenikmatan tersebut semakin bertambah, maka hula hop-ku semakin cepat dan tambah tidak beraturan. Kuamati wajah Hasim yang ganteng bersimbah peluh dan tampak menegang dalam kenikmatan, tangannya meremas-remas buah dadaku dengan liarnya seraya mempermainkan putingku.

Hampir saja aku orgasme lagi bila tidak segera kuhentikan gerakanku, namun ternyata Hasim tidak inginkan berhenti. Ketika aku menghentikan gerakanku, ternyata malah dia menggoyang tubuhku seraya menggerak-gerakkan pinggulnya sampai-sampai vaginaku tetap terkocok dari bawah, dan pulang orgasmeku tidak tertahan lagi guna kesekian kalinya.

Hasim tetap saja mengocok, walau dia tahu aku berada di puncak kesenangan birahi. Kali ini aku benar-benar lemes mes mes, namun Hasim tidak pun mengentikan gerakannya. Kutelungkupkan tubuhku di atas tubuhnya, sampai-sampai kami saling berpelukan.

Dinginnya AC tidak dapat mengusir panasnya permainan kami, peluh kami telah menyatu dalam kesenangan nafsu birahi. Hasim memelukku dan menghirup mulutku seraya kembali mempermainkan lidahnya, kejantanannya masih keras bertengger di memek ku, terasa panas sudah, atau barangkali lecet.

Tidak lama lantas nafsuku bangkit lagi, kuatur posisi kakiku sampai aku bisa menaik-turunkan tubuhku agar kejantanan Hasim dapat sliding lagi. Meskipun kakiku terasa lemas, kupaksakan guna men-sliding kejantanan Hasim yang sepertinya kian lama kian mengeras.

Melihatku telah kecapean, Hasim memintaku guna masuk ke bathtub dan kuturuti keinginannya agar aku pulang ke posisi doggie. Sebelum memasukkan kejantanannya, Hasim membuka kran air sampai keluarlah air dingin dari shower di atas, lantas dengan mudahnya dia melesakkan kejantanannya ke vaginaku guna kesekian kalinya.

Bercinta di bawah guyuran air shower menciptakan tubuhku segar kembali, kelihatannya dia bisa membaca keinginan lawan mainnya, kali ini kocokannya bervariasi antara cepat keras dan pelan. Tidak inginkan kalah, sesudah terasa staminaku agak pulih, kuimbangi gerakan sodokan Hasim dengan menggoyang-goyangkan pantatku ke kiri dan ke kanan atau maju mundur melawan gerakan tubuh Hasim.

Dan benar saja, tidak lama lantas kurasakan genggaman tangan Hasim di pantatku mengencang, kurasakan kejantanan Hasim terasa membesar dan dibuntuti semprotan dan denyutan yang begitu powerful dari kejantanan Hasim.

Vaginaku terasa dihantam powerful oleh gelombang air bah, denyutan dan semprotan tersebut begitu kuat sampai aku terbawa melambung menjangkau puncak kesenangan yang ke sekian kalinya. Kami orgasme secara bersamaan akhirnya, tubuhku langsung terkulai di bathtub.

Kucuran air kurasakan begitu sejuk menerpa tubuhku yang masih berpeluh. Hasim memungut sabun dan menyabuni punggungku serta semua tubuhku. Dengan gentle dia memperlakukan aku laksana layaknya seorang lady sampai aku berlalu mandi.

Dengan melulu berbalut handuk aku terbit kamar mandi mengarah ke ranjang guna beristirahat. Kulihat Fahri telah mengenakan piyama dan duduk di sofa memperhatikanku terbit dari kamar mandi. Expresi di wajah Fahri tidak bisa kutebak, namun tiada tampak sinar kemarahan atau cemburu menyaksikan bagaimana aku bercinta dengan Hasim di kamar mandi sekitar lebih dari satu jam.

Aku langsung merebahkan tubuhku di ranjang yang hangat, mataku telah terlalu berat guna terbuka, masih kudengar sayup-sayup percakapan Fahri sebelum aku terlelap dalam tidurku. Cerita Sex Tante

“Kamu hebat Hasim, belum pernah terdapat yang menciptakan dia orgasme terlebih dahulu, bahkan sesudah bermain dengan dua orang.” kata Fahri saat Hasim terbit dari kamar mandi.

“Ah biasa saja .” jawab Hasim kalem merendah.


“Emang dia tidak jarang melayani 2 orang sekaligus..?” lanjut Hasim.

“Ah bukan urusanmu anak muda, oke Hasim, tugas anda sudah selesai, uang anda ada di sebelah TV dan anda boleh pergi.” kata Fahri

“ boleh saya usul..?”

“Silakan..!”

“Kalau saya boleh bermukim dan mendampingi lebih lama bahkan hingga pagi, biarlah nggak usah ada ekstra bayar overtime, aku jamin dia tentu lebih dari puas.”usul Hasim.

“Cilaka..,” pikirku. Aku tidak tahu apa yang disebutkan Fahri sebab sudah terlelap dalam istirahat indah. Entah telah berapa lama tertidur saat kurasakan sesuati menggelitik memek ku

BACA JUGA : Cerita Dewasa Ngentot Dengan Cewek Bayaran Dari Jakarta

Sambil membuka mata yang masih berat, kulihat kepala telah terbenam di selangkanganku yang sudah tebuka lebar. Ah, Hasim mulai lagi, pikirku. Ketika aku menoleh ke sofa menggali Fahri, kulihat dia telanjang duduk di samping Hasim yang pun telanjang seraya tersenyum ke arahku.

Jadi siapa yang bermain di vaginaku ketika ini, terkaget aku dibuatnya. Langsung duduk kutarik rambutnya dan ternyata si Amien, rekan Hasim yang kusuruh pulang bareng si pendek tadi. Cerita Sex Perawan

Sebenarnya dia tidak terpilih bukan sebab aku tidak tertarik, namun aku mesti menyimpulkan satu salah satu dua yang baik.

“What the hell going on here..?” pikirku, namun tidak sempat terucap sebab permainan lidahnya sungguh menggetarkan naluri kewanitaanku.

Kubiarkan Amien bermain di selangkanganku dan kunikmati permainan lidahnya, meskipun tidak sepintar Hasim, namun masih membuatku menggelinjang-gelinjang kenikmatan.

“Ugh.., shh..!” aku mulai mendesis. Kubenamkan kepala Amien lebih dalam guna mendapatkan kesenangan lebih jauh. Amien menjilatiku dengan hebatnya hingga sejumlah saat hingga kulihat Hasim berdiri dari lokasinya dan mendekat Amien.

Diangkatnya kakiku sampai terpentang dan Hasim mengganjal pantatku dengan bantal sampai posisi vaginaku kini menantang ke atas. Hasim mengubah posisi Amien, menjilati vaginaku dengan mahirnya, lantas mereka berganti posisi lagi.

Cukup lama pun Hasim dan Amien menjilati vaginaku secara simultan. Sensasinya sungguh luar biasa sampai aku larut dalam kenikmatan. Jilatan Amien sudah beralih ke wilayah anusku, saat Hasim menjilati pahaku terus naik dan berhenti guna bermain di wilayah vaginaku.

“Aahh.., gilaa.., aagh.., shit.. yess..!” aku terkaget, sebab baru kali ini aku dijilati oleh dua laki-laki di wilayah kewanitaanku. Bayangkan dua lidah dengan satu di anus dan satunya di vagina. Keduanya begitu expert dalam permainan lidah.

Aku tidak tahu bagaimana mencerminkan dengan kata-kata, sensasi ini terlampau berlebihan bagiku, bahkan terbayang juga tidak pernah. Dengan sarat gairah mereka bermain di kedua lubangku, aku tidak tahu mesti berbicara apa di samping mendesah dan menjerit dalam kesenangan birahi.

Aku menggali pegangan sebagai pelampiasan rasa histeriaku, namun tidak kudapatkan sampai akhirnya kuremas-remas sendiri buah dadaku yang ikut menegang. Tidak tahan menyangga sensasi yang berlebihan, kesudahannya aku menjangkau orgasme duluan.

Orgasme tercepat sekitar hidupku, tidak hingga penetrasi dan tidak lebih dari 15 menit, sebuah rekor yang tidak butuh dibanggakan. Mulut Hasim tidak pernah beranjak dari vaginaku, disedotnya vaginaku laksana layaknya vacum cleaner.

“Shit.. Hasim.. stop.. stoop..! Please..!” pintaku menyangga malu. Lidah Hasim naik mencari perutku dan berhenti salah satu kedua bukit di dadaku, kemudian mendaki sampai mencapai putingku. Dikulumnya lalu seraya meremas buah dadaku dia mulai mengulum dan mempermainkan putingnya dengan lidah mautnya.

Belum sempat kurasakan mautnya permainan lidah Hasim, aku menikmati Amien sudah menyapukan kejantanannya di bibir vaginaku sebentar dan langsung kejantanan Amien tanpa basa basi langsung melesak masuk ke vaginaku.

Kurasakan terdapat perbedaan rasa dengan Hasim sebab bentuknya memang berbeda. Punya Hasim besar dan melengkung ke kiri bawah, agak unik, sementara Amien kecil panjang melengkung lurus ke atas, jadi disini kurasakan dua rasa.

Gila, bila tadi siang kurasakan punya Hasim yang tidak sedikit menggesek unsur kananku, kini kurasakan unsur atas vagina menerima sensasi yang hebat, sebab kejantanan Amien memiliki kepala yang besar, menyodok-nyodok dinding vaginaku.

Kedua kakiku dipentangkan dengan lebar oleh Amien, Hasim meningkat gairan bergerilya menjelajahi kedua bukit dan merasakan kenyalnya bukit dan putingku yang kian menegang. Tangannya tidak henti meremas dan membelai kedua bukit di dadaku, sesekali wajahnya dibenamkan salah satu kedua bukitku laksana orang gemas.

Amien kian kencang mengocok vaginaku seraya menjilati jari-jari kakiku. Aku menggelinjang kian tidak karuan diperlakukan kedua anak muda ini. Kocokan dan remasan tanganku di kejantanan Hasim kian keras mengimbangi permainan mereka.

“Uugghh.. sshh.. kalian.. me.., me..mang gilaa..!” teriakku. Permainan mereka semakin buas mengerjaiku. Kutarik tubuh Hasim ke atas, sekarang Hasim telah berlutut di samping kepalaku, kejantanannya yang tegang tepat ke arah wajahku.

Segera kulahap kejantanannya, kini aku inginkan mengulumnya sebab kejantanan tersebut terakhir kali masuk di vaginaku, tidak seperti ketika kesatu tadi, entah dengan siapa sebelum aku. Seperti dugaanku, mulutku ternyata tidak bisa mengulum masuk seluruh batang kejantanannya, terlampau besar guna mulut mungilku.

Hasim kini mengangkangiku, kepalaku salah satu kedua kakinya, sedangkan kejantanannya pulang tertanam di mulutku. Dikocok-kocoknya mulutku dengan penis besarnya seolah berjuang menanamkan semuanya ke dalam, namun tetap tidak bisa, it’s too big to my nice mouth, very hard blowjob.

Kurasakan kesenangan yang memuncak, dan pulang aku merasakan orgasme sejumlah saat kemudian.

“Mmgghh.. mmgh.. uugh..!” teriakku tertahan sebab terhalang kejantanan Hasim, masih untung tidak tergigit ketika aku orgasme.

Tanpa memberiku istirahat, mereka mengembalikan tubuhku, sekarang aku tertumpu pada lutut dan tanganku, doggy style. Amien tetap bertugas di belakang sedangkan Hasim duduk berselonjor di hadapanku.

Seperti sebelumnya, Amien langsung tancap gas mengocokku dengan cepat, kurasakan kejantanannya kian dalam melesak ke dalam vaginaku, pinggangku dipegangnya dan gerakkan bertentangan dengan arah kocokannya, sehingga kian masuk ke dalam di vaginaku.

Antara sakit dan nikmat telah sulit dibedakan, dan aku tidak sempat beranggapan lebih lama saat Hasim menyodorkan kejantanannya di mulutku kembali. Kedua lubang tubuhku sekarang terisi dan kurasakan sensasi yang luar biasa.

Dengan terus mengocok, Amien mengelus-elus punggungku, lantas tangannya mengembara ke dadaku, dibelai dan diremasnya dengan keras dua-duanya sesekali mempermainkan putingku, kegelian dan kesenangan bercampur menjadi satu.

Tidak ketinggalan Hasim memegang rambutku, didorongnya agar kejantanannya bisa masuk lebih dalam di mulutku.

“Emmhh.., mhh..!” desahku telah tidak terbit lagi, terlampau sibuk dengan kejantanan Hasim di mulutku. Kugoyang-goyangkan badanku, pantatku bergerak bertentangan gerakan Amien dan kepalaku turun naik dengan cepat mengocok Hasim.

Tidak lama kemudian, “Shit.., aku inginkan keluar..!” teriak Hasim sambil unik kepalaku ke atas, namun aku tidak perduli, justeru kupercepat kocokan mulutku sampai menyemprotlah sperma Hasim dengan deras ke mulutku, semprotannya lumayan kencang sampai langsung masuk ke tenggorokanku.

Tanpa ragu lagi kutelan sperma yang terdapat di mulutku, Hasim mengelus sisa sperma di bibir yang tidak tertampung di mulutku. Kulihat senyum puas di wajah Hasim, kemudian dia bergeser ke samping, ternyata Fahri telah berada di samping ranjang, dia lantas mengubah posisi Hasim berselonjor di hadapanku.

Tanpa menantikan lebih lama lagi langsung kukulum kejantanan dia yang basah, kurasakan wewangian sperma, kelihatannya dia berakhir berejakulasi menyaksikan permainan kami bertiga. Karena ukuran kejantanan Fahri tidak sebesar punya Hasim, maka dengan gampang aku melahap seluruh hingga berakhir sampai ke pangkal batangnya, dan segera mengocok terbit masuk.

Amien mendorong tubuhku sampai telungkup di ranjang, entah bagaimana posisi dia dengan tubuhku telungkup, dia tetap mengocok vaginaku dengan ganasnya. Fahri melulu dapat membelai rambutku dan mempermainkan buah dadaku dari bawah.

Tidak lama lantas Amien menarik keluar kejantanannya, dan langsung berbaring di sebelahku. Aku memahami maksudnya, sebetulnya harusnya aku yang menata dia bukan sebaliknya, namun toh kuturuti juga. Cerita Sex Tante

Kutinggalkan Fahri dan aku menaiki tubuh Amien, kejantanannya masih menegang ke atas, kuatur tubuhku sampai vaginaku pas dengan kejantanannya yang telah menunggu, kemudian kuturunkan pantatku dan bles. Langsung saja aku bergoyang salsa di atasnya.

Kini aku pegang kendali, pantatku kuputar-putar sampai-sampai vaginaku terasa diaduk-aduk olehnya. Amien memegangi kedua buah dadaku dan meremasnya. Fahri berdiri di atas ranjang dan menghampiriku, dia menyodorkan pulang kejantanannya, kubalas dengan jilatan dan kuluman.

Ternyata Hasim yang telah recovery tidak inginkan ketinggalan, dia berdiri di sisi lainnya dan menyodorkan kejantanannya ke arahku. Kini tanganku memegang dua penis yang berbeda, baik dari ukuran, format dan kekerasannya, belum lagi yang tertanam di vaginaku, aku sedang merasakan tiga macam penis sekarang.


Kupermainkan Hasim dan Fahri secara bergantian di mulutku antara kuluman dan kocokan tangan. Pantatku tidak pernah berhenti bergoyang di atas Amien, sungguh sebuah sensasi dan kesenangan yang paling berlebihan dan rasanya tidak seluruh orang bisa menikmatinya.

Beruntungkah aku..? Entahlah, yang jelas kini aku sedang melambung dalam lautan kesenangan birahi tertinggi. Entah telah berapa tidak sedikit cairan vaginaku terkuras keluar. Amien belum pun memperlihatkan tanda-tanda bakal orgasme.

Aku mengubah gerakanku, sekarang turun naik sliding di atasnya, kulepas tangan kiriku dari penis Hasim dan kuelus kantong pelir Amien untuk meningkatkan rangsangan padanya. Ternyata Amien melawan gerakanku dengan menaik-turunkan pantatnya bertentangan denganku sampai-sampai kejantanannya kian menancap dalam, tangannya tidak pernah melepas remasannya dari buah dadaku.

Hasim bergerak ke belakangku, dielusnya punggungku dan elusannya berhenti di lubang anusku. Dengan ludahnya dia mengolesi lubang tersebut dan mengupayakan memasukkan jarinya ke dalam, sesaat terbersit di benakku bahwa dia inginkan anal, berarti double penetration.

Aku belum siap guna itu, tidak seorang juga kecuali suamiku yang menemukan anal dariku. Kuangkat tangannya dari anusku, pertanda penolakan dan dia mengerti. Hasim berlutut di belakangku, didekapnya tubuhku dari belakang dan tangannya ikut meremas-remas buah dadaku. Cerita sex tante

Sambil menciumi tengkuk dan telingaku, kejantanannya menempel hangat di pantatku, sekarang dua pasang tangan di kedua buah dadaku. Karena didekap dari belakang aku tidak bisa bergerak dengan leluasa, akibatnya Amien lebih bebas mengocok vaginaku dari bawah.

Aku telah tidak bisa mengontrol tubuhku lagi, entah telah berapa kali aku merasakan orgasme, sebenarnya masih dengan Amien. Ada dua lagi penis menantikan giliran merasakan vaginaku, Hasim dan Fahri, suamiku.



Tidak lama sesudah mengocokku dari bawah, kurasakan badan Amien yang menegang lantas disusul denyutan keras di vaginaku. Begitu keras dan deras semprotan spermanya sampai aku tersentak kaget menerima sensasi itu sampai aku menyusul orgasme sesaat setelahnya.

Begitu nikmat dan nikmat, untung aku sempat menerbitkan kejantanan Fahri dari mulutku sesaat sesudah kurasakan semburan Amien, bila tidak nyaris pasti dia bakal tergigit ketika aku mengekor orgasme.

Tubuhku langsung melemas, aku langsung terkulai di atas tubuh Amien. Hasim telah melepas dekapannya dan Fahri duduk di samping Amien, kelihatannya mereka menantikan giliran. Napasku telah ngos-ngosan, aku dapat menikmati degup jantung Amien yang masih kencang, keringat kami telah bercampur menjadi satu.

Kejantanan Amien masih tertanam di vaginaku meskipun telah melemas sampai akhirnya terbit dengan sendirinya. Hasim menawariku lippovitan, penambah energi. Setelah aku berbaring di samping Amien, berarti dia telah bersiap guna bertempur denganku, segera kuhabiskan minuman itu, kesegaran menginjak di tubuhku tidak lama kemudian.

“Gila anda Ndre, ternyata tak kalah dengan Hasim.” komentarku.

“Ah biasa Mbak, anda udah biasa kerjasama kok.” jawabnya.

“Makanya kompak kan Mbak, dan Mbak tergolong hebat dapat melayani kami sendiri-sendiri dalam satu hari, dan barusan ialah satu jam 17 menit.”

Hasim menimpali. “Biasanya kami langsung main bertiga, dan tersebut tidak lebih lama daripada sendiri-sendiri, sangat lama separuh jam telah KO.” pulang Amien menambahi. Cerita Sex ABG

Aku ke kamar mandi agar badan segar, kuguyurkan air hangat di sekujur tubuhku, kusiram rambutku yang tidak karuan bercampur bau sperma. Jarum jam sudah mengindikasikan pukul 10.30 malam saat aku terbit dari kamar mandi.

Kulihat mereka duduk di sofa, Hasim dan Amien di sofa panjang sedangkan Fahri di sofa satunya, masih bertelanjang. Ketika aku datang melulu berbalut handuk, ranjang telah dirapikan, entah apa rencana mereka, pikirku.

Persetan yang urgen aku dapat merasakan dan kuikuti permainannya. Rupanya aku terlampau lama dan asyik mandi sampai tidak tahu bila makanan datang dan telah tersaji di meja. Aku merasa lapar, maklum berakhir selesai dengan Hasim disambung sama Amien dan aku belum santap sejak tadi siang.

Aku duduk salah satu Hasim dan Amien, yang lantas disambut tarikan handuk pembalut tubuhku oleh Hasim sampai terlepas. Keduanya langsung menghirup pipiku kiri kanan dan kusambut remasan di kejantanan mereka yang agak menegang.

“Makan dulu yuk..!” ajakku langsung ke meja. Kami berempat bertelanjang makan bareng sambil bercerita empiris mereka.

Aku tidak berani santap terlalu banyak, takut bila terlalu tidak sedikit bergoyang jadi sakit perut, yang urgen tidak lapar dan dapat meningkatkan energi nanti, kelihatannya mereka mengerjakan hal yang sama. Setelah istirahat berlalu makan, pulang aku duduk salah satu dua anak muda itu.

Kali ini mereka langsung menghirup leherku di kiri dan kanan seraya meremas-remas dadaku setiap satu. Fahri berdiri ke arah kami, dia meminta Hasim beralih tempat, dan dia langsung mengerjakan hal yang sama, menciumi leherku dan terus turun ke dada, kini Amien dan Fahri mengulum putingku di kiri dan kanan.

Hasim tidak inginkan jadi penonton, dia langsung bejongkok salah satu kakiku, melebarkannya dan lidahnya mulai mengembara di vaginaku. Mungkin dia masih mencium wewangian sperma Amien sebab memang tidak kubersihkan, namun dia tidak perduli, jilatan demi jilatan mengembara di vaginaku, dipermainkannya vaginaku dengan lidah dan jari tangannya.

Kenikmatan mulai kurasakan, foreplay dengan 3 orang sekaligus, bakal mempercepat perjalanan mengarah ke puncak kesenangan birahi. Dengan keahlian permainan lidah Hasim, aku telah terbakar birahi, kepalanya kujepit dengan kedua kakiku agar lebih merapat di selangkanganku.

Aku tidak inginkan kejadian tadi terulang lagi, layu sebelum birahi.

“Sshh.., Hasim masukin Sayang.., sekarang..!” pintaku di sela kuluman Amien dan Fahri di dadaku. Tanpa menantikan kedua kalinya, Hasim segera bangkit dan menyapukan kepala kejantanannya ke vaginaku, ternyata Amien mengekor Hasim, dia stand by di sampingnya seraya mementangkan kakiku lebar.

Tidak laksana sebelumnya, kali ini Hasim langsung mengocokku cepat dan keras, aku langsung menggeliat kaget, namun segera mulutku dibungkam dengan ciuman bibir oleh Fahri. Amien seraya memegangi kakiku, dia menjilati kedua jari kakiku secara bergantian.

Aku hendak menjerit dalam kesenangan tapi tidak dapat sebab lidah Fahri masih merasakan bibirku. Kocokan Hasim meningkat cepat, iramanya susah diprediksi karena terlalu tidak sedikit improvisasi, aku kewalahan mengekor iramanya, disamping memang dia expert mempermainkan iramanya, dilain sisi aku pun sibuk menghadapi dua orang lainnya.

Fahri mohon aku mengulum kejantanannya, maka kusingkirkan Hasim dari vaginaku, aku langsung jongkok di depan dia yang duduk di sofa, langsung mengulum penisnya yang telah tegang. Hasim tidak mau menantikan lebih lama, dengan doggy style dia mulai menginjak memek ku

Sodokan mula perlahan, namun selanjutnya kian keras dan cepat. Amien, aku tidak tahu dimana posisi dia, namun yang kutahu dia stand by di samping Hasim.

Kugoyang-goyangkan pantatku mengekor irama Hasim, kian lama kian terasa nikmatnya, lumayan lama dia mengocokku dengan sekian banyak  variasi gerakan sampai ketika puncak kenikmatan nyaris kurengkuh, mendarat tiba dia menarik keluar kejantanannya.

Aku inginkan protes, tapi saat kutengok ke belakang ternyata Amien telah bersiap menggantikan posisi Hasim, dan sekali dorong tanpa menantikan reaksiku amblaslah kejantanannya ke vaginaku. Sekali lagi kurasakan perbedaan sensasi dari keduanya.

Entahlah aku tidak bisa menilai mana yang lebih nikmat. Amien langsung menggoyang seraya mengocokku dengan iramanya sendiri. Saat Amien sedang memacuku dengan cepat, tiba-tiba Fahri menyemprotkan spermanya di mulutku, terkaget pun aku, sebab terkonsentrasi pada kocokan Amien sampai kurang menyimak ke Fahri.

Kujilati saldo sperma di kejantanan dia yang tidak terlampau banyak. Ternyata Hasim telah mengubah posisi Amien, lantas mereka berganti lagi begitu seterusnya entah telah berapa kali berganti menggilirku sampai aku telah tidak dapat memisahkan lagi apakah yang mengocok vaginaku Amien atau Hasim, dua-duanya sama-sama nikmat.

Mereka tidak memperdulikan telah berapa kali puncak birahi telah kurengkuh. Selama aku belum bilang stop, mereka bakal terus memacuku ke puncak kenikmatan. Entah telah berapa lama dengan doggy style, lututku terasa capek.

Aku merangkak naik ke sofa yang ditinggal Fahri, tetap dengan posisi doggy sofa mereka tidak memberiku peluang bernapas. Melayani satu Amien atau Hasim saja aku telah kewalahan, lagipula menghadapi mereka berdua secara bersamaan, dan mereka begitu kompak melayani birahiku.

Berulang kali mereka mengupayakan memasukkan kejantanannya ke lubang anus, tapi tidak jarang kali kutolak dan kutuntun kejantanannya pulang ke vaginaku. Kunikmati sodokan demi sodokan dari belakang entah dari Hasim atau Amien sampai tiba-tiba kurasakan perbedaan yang drastis, begitu kecil dan rasanya seperti melulu masuk separoh saja kocokannya.

Aku menoleh kebelakang, ternyata Fahri ikut bergiliran dengan mereka. Ternyata mereka mengerjakan permainan. Ketika Fahri sedang mengocokku, Hasim dan Amien mengundi siapa berikutnya, begitu pun ketika Hasim menyodokku, Fahri dan Amien mengundi berikutnya, begitu seterusnya.

Aku bercita-cita supaya Fahri tidak pernah menang. Waktu giliran ternyata ditentukan tidak lebih dari 3 menit guna orang berikutnya, yang orgasme duluan mesti merelakan diri jadi penonton. Entah telah berapa lama berlangsung, lututku telah lemas, namun serangan dari belakang tidak menurun juga, aku heran pun ternyata Fahri dapat tidak banyak mengimbangi permainan Hasim dan Amien.

Dan benar dugaanku, tidak lama lantas ketika si penis kecil sedang mengocokku, kurasakan denyutan-denyutan di dinding vaginaku dan kudengar teriakan Fahri pertanda dia orgasme. Kemudian pulang vaginaku berganti penghuni secara bergantian.

Mereka melakukannya dengan kompak, tidak sedikit lagi variasi yang dilaksanakan mereka kepadaku, baik di ranjang, di meja makan, seraya berdiri menghadap dinding, mereka lebih suka mengerjakan secara simultan.

Ketika aku nyaris menghentikan permainan, mereka memberi tanda agar aku berjongkok salah satu mereka dan dengan sedikit pertolongan kuluman dan kocokan pada kejantanan mereka secara bergantian, kesudahannya menyemprotlah sperma mereka secara nyaris bersamaan.

Semua memuncrat ke wajah, sebagaian masuk mulut sampai ke tubuhku. Aku paling menikmati saat semprotan demi semprotan menerpa wajah dan tubuhku, terasa begitu erotic. Kami seluruh rebah di ranjang, jarum jam mengindikasikan 01,30 dini hari, berarti selama dua jam bercinta dengan tiga orang sekaligus, sungguh permainan yang estetis dan jauh memuaskan.

Satu persatu tertidur keletihan masih dalam suasana telanjang. Tidak lama mataku terpejam saat kurasakan ciuman di mulutku, Amien yang telah menindihku berbisik,

“Boleh nggak aku mohon lagi.” bisiknya pelan di telingaku.

Tanpa menjawab, kubuka kakiku dan dengan mudahnya dia memasukkan kejantanannya ke dalam. Dengan goyangan perlahan laksana menikmati, ternyata tidak lama dia telah orgasme, ternyata dapat juga dia orgasme dengan cepat, barangkali 15 menit.


Kemudian kami pulang tertidur. Tidak lama lantas kejadian tadi terulang lagi, kali ini dengan Hasim. Dengan cepat pula dia menyelesaikan hasratnya. Ketika kami seluruh terbangun pukul 10 pagi, rasanya aku belum lama tidur, Kulihat Fahri sudah menggunakan pakaian, sedangkan Hasim dan Amien masih telanjang mengobrol dengan Fahri.

BACA JUGA : Cerita Sex Memekku Dicabuli Teman Ayah Ketika Mengambil Barang

“Pagi Sayang, bagaimana mimpi indahmu..?” tanyanya.

“Terlalu estetis untuk suatu mimpi.” jawabku yang langsung ke kamar mandi guna berendam menghilangkan lelah. Tidak lama lantas ketika sedang asyik berendam, muncullah Hasim dan Amien di pintu kamar mandi yang memang tidak kukunci.

“Mau ditemenin mandi Mbak..?” tanya Amien.

“Pasti asyik bila mandi bertiga.” sambung Hasim.

Dan akhirnya telah dapat diduga, pulang kami mengerjakan permainan sex bertiga, namun kali ini dilaksanakan di kamar mandi, ternyata sensasinya bertolak belakang dari tadi malam. Banyak pun aku belajar variasi baru.

Bertiga di kamar mandi, baik tersebut di bathtub, shower ataupun di meja westafel kamar mandi, sungguh empiris yang luar biasa.

Senin, 15 April 2019

Cerita Sex Memekku Dicabuli Teman Ayah Ketika Mengambil Barang

Kumpulan Cerita Sex 2019 - Bacaan Dewasa ini mengisahkan saat aku memungut titipan di lokasi tinggal teman ayahku.Namaku Karina, usiaku 17 tahun dan aku ialah anak kedua dari pasangan Menado-Sunda. Kulitku putih, tinggi selama 168 cm dan berat 50 kg.

Rambutku panjang sebahu dan ukuran dada 36B. Dalam keluargaku, seluruh wanitanya rata-rata berbadan laksana aku, sampai-sampai tidak laksana gadis-gadis beda yang menginginkan tubuh yang estetis sampai rela berdiet ketat. Di family kami malah makan apapun tetap segini-segini saja.

Cerita Dewasa Ngentot Dengan Cewek Bayaran Dari Jakarta

Kumpulan Cerita Dewasa 2019 - Kisah ABG Nakal Yang Bercinta Dengan Gadis Bayaran, Pada Waktu Malam semakin gelap ketika aku menempuh perjalanan kembali dari Pekalongan dengan mengemudikan mobil kantor. Terpaksa aku menyetir sendiri sebab bosku akhirnya menyimpulkan untuk tinggal sejumlah hari di sana.Bosku ketika ini sedang hendak mencoba membuka bisnis baru, yakni bisnis batik pekalongan. Konon katanya batik Pekalongan kualitasnya bagus dan harganya terjangkau. Makanya dia bela-belain bermukim di sana sejumlah hari sambil menggali produsen batik yang dapat diajak kerja sama. Tadinya tugasku ialah mengawal kemanapun ia pergi. Namun sebab dia mempunyai saudara di sana, kesudahannya aku diajak pulang ke Jakarta.

Cerita Seks Threesome Dengan Tante Binal dan Montok

Kumpulan Cerita Seks 2019 - Pengalaman ku Bercinta Dengan Tiga Tante Butuh Kenikmatan – Perkenalkan namaku Indra, aku berasal dari Bali. Saat ini aku bekerja sebagai pemuas tante-tante yang perlu kenikmatan haus bakal sex atau yang lebih tak asing dengan sebutaan gigolo.

Pada suatu saat aku diajak melayani 2 orang sekaligus secara bersamaan.Dan semenjak saat tersebut aku memiliki pelanggan tetap. Sebut saja namanya tante Mulan, dia seorang janda muda yang belum memiliki anak dia pun berasal dari Bali. Tante Mulan orangnya cantik, berkulit putih dan dia memiliki toket yang cukup montok walaupun telah agak kendor. Dia adalahseorang pengusaha kaya, memiliki sejumlah perusahaan di Bali dan di Jakarta. Cerita Sex tante

Selasa, 09 April 2019

Cerita Seks Sedarah Menyetubuhi Mama Gisel Yang Cantik

Kumpulan Cerita Seks 2019 - Bacaan Dewasa kali ini akan mengisahkan Bercinta Dengan Mama Cantik yang Montok Super Seksi – Ini merupakan cerita nyata yg kualami ketika berdinas.


Setiba dikantor,setelah upacara bendera seluruh guru sibuk dengan aktifitasnya,kecuali guru agama Bapak Wijin rupanya kedatangan tamu,dan lantas melapor padaku,bahwa terdapat tamu yang hendak memasukan anaknya sekolah di SMP ku Akhirnya kuterima tamu itu,seorang ibu muda berparas manis,kulit putih,dengan body yang paling menarik,tinggi dan padat mengandung Melihat dari gayanya aku yakin,ibu ini tergolong yang agak beda dalam hal seks. Cerita Seks

Cerita Dewasa ABG Cantik Melepas Perawan Karna Sange

Kumpulan Cerita Dewasa 2019 - Kisah Dewasa Sungguh Nikmat Mencicipi Perawan Pacarku,Pada Cerita aku kali ini aku akan mengisahkan Pengalaman ku ketika kesatu kali aku dengan Pacarku yang Melepas Perawan Nya

Anggap saja namaku Agung , aku akan mengisahkan pengalaman ku dulu yang barangkali akan aku ceritakan dengan bahasa seadanya ( maklum baru kesatu berbagi kisah di web dewasa), hhe. Okey, jadi begini.Bacaan Dewasa -ku ini bermula dari saat aku masih duduk dibangku sekolah ruang belajar 1 SMA. Ketika tersebut aku yang masih termasuk anak baru gede bermaksud hendak mendekati rekan sekolahku.

Sabtu, 06 April 2019

Cerita Dewasa Perselingkuhan Antara Wijin dan Gisel

Kumpulan Cerita Dewasa 2019 - Sebelum aku mengisahkan tentang Cerita Mesum ku ,akan kuperkenalkan terlebih dahulu diriki ku , Aku seorang ibu lokasi tinggal tangga biasa namaku Gisel masing-masing hari aku sedang di rumah, kesudahannya akupun mencari kegiatan dengan tidak sedikit berkumpul dengan semua wanita sosialita.

Sebenarnya hidupku tidak sepi-sepi amat sebab aku bermukim di lokasi tinggal keluarga suamiku, terdapat kedua mertuaku yang masih sibuk bekerja pun di perusahaannya sendiri. Juga anakku yang sekarang sudah dua orang Nana 3 tahun dan Dika 12 tahun.